Bahasa Ketulusan


Darinya, ku kira sembuh itu hanya tentang penerimaan. Ikhlas yang sedang ku pelajari tentang apa dan bagaimana. Awalnya, pilihan yang hanya sebuah pelarian dari luka, tapi kutemukan bahasa lain dari kata yang dia sebut dengan suka. Darinya pula aku tau langkah ini tidak pernah sia-sia. Ketika yang ku bangun sendirian itu dihancurkan oleh kenyataan yang ku atas namakan ego dan sebatas rasa ingin memiliki. 

Tapi tau tidak? Darinya juga yang memberikan ruang bahagia yang penuh kesederhanaan. Sembilan tahun lalu, luka yang berhasil membuatku tumbuh, hari ini ingin ku syukuri lagi keberadaannya. Sebab, jika tanpa sakit dan kecewanya, jatuh dan bangunnya, aku tidak mungkin bertemu dengan hati yang ternyata sudah mencariku sejak dulu. 

Setahun lalu, ketika dia menceritakan aku dengan caranya, aku justru memilih menerima kembali pemberi luka itu dengan tanpa menghakimi apapun, tapi kini aku tau, perlakuan seperti apa yang berangkat atas dasar ketulusan dengan sadar dan tanpa paksaan.

For u, makasih sudah mau perlahan membangun kepercayaan ku lagi. But i'm so sorry, untuk aku beberapa tahun lalu, beribu maaf karena melihat dia tanpa perasaan itu sedang ku pelajari dan terus ku usahakan, untuk itu aku butuh kamu :)


Komentar