Sebenarnya
inginmu itu apa? Bukannya dengan tidak membiarkannya beriringan denganmu adalah
salah satu cara agar tetap berada pada rute menuju goals yang kau susun
sedemikian rupa itu?
Meskipun
beberapa perjalanan tidak menawarkan putar balik, tapi dia melakukannya
untukmu. Bahkan ketika buat dia, langkahnya sudah begitu jauh dan kau berusaha meyakinkannya untuk lebih baik memalingkan badan. Tapi ternyata dia tidak sesayang itu,
bukan hanya memutar arah tapi dia dengan cepat mengganti jalan dengan tujuan
yang berbeda.
Lihat!
Bagaimana semesta menertawakanmu? Tapi harusnya kau tak mendunduk dan merasa jadi
korban, kau justru harus lebih berani mengangkat kepala dengan bangga karena
tetap bisa mempertahankan prinsipmu. Ya.. meskipun kau tidak bisa bohong, lagi-lagi kecewa itu ikut campur dalam perkara ini.
Padahal
harusnya ngga perlu dan harusnya ngga ada, tapi apa boleh buat jika kebaikannya
dulu selalu kau terjemahkan dengan bahasa hatimu. Ingat, usahamu berperang
dengan asumsi semu itu sudah begitu jauh, dan kau harus tau bahwa kau
memenangkannya.
:)))
BalasHapus