Bagaimana
arti keluarga dihidupmu? Sejauh mana keluarga medukung langkahmu? Dan apakah
rumah berdiri ditengah kata keluarga?
Mungkin orang lain dengan mudah menjawab pertanyaan itu, tapi buatmu,
hanya sekedar mencari jawaban dari pertanyaan “siapa sebenarnya keluarga itu?”
kau tidak mampu.
Mereka
yang katanya keluarga itu ternyata hanya sebatas pengisi kolom kosong dikertas
yang disahkan negara. Bukankah selama ini kau tak perlu mereka untuk bisa
menemukan cahaya? Tidakkah mereka hanya menambah beban yang semakin menyusahkan
saja? Entah. Jika tidak pernah ada dua potongan hati yang bertaut, mungkin akan
lebih baik tidak saling beriringan. Hanya saja, penulis scenario hidup tidak
ingin itu terjadi!
Hingga
pada akhirnya kau tau, ikhlas dilisanmu sedang diuji kredibilitasnya. Apa benar
Ibadahmu berbading lurus dengan perilaku? Yah, batinmu hanya diminta untuk tak
berprasangka, kiranya ada banyak hal yang tiba-tiba menaruh luka, dan kecewamu
hanya boleh sebatas istigfar semata.
Kau
tau betapa sulitnya mengatur rasa, 21 tahun lamanya, kau masih terbata-bata
dalam menyikapi suasana. Ada apa? Apa selama ini hanya ingin terlihat “baik”
pada covermu saja? Kenapa? Apa karena sabarmu masih ada batasnya?
Segala
gejolak praduga yang kau punya hanya pemilik raga dan nyawamu yang berhak
menjawabnya, Dialah satu-satunya yang berkuasa atas dirimu. Sampai kau sadar, pada
akhirnya, rumah terhangat untuk pulang adalah relungmu, satu sudut dihatimu
yang akan memelukmu dengan tulus, tak peduli seberapa kuat kecewa memukulmu,
masih selalu ada ruang di relungmu untuk kau jadikan rumah.
Selamat memperingati kelahiran, selain dirimu sendiri, masih ada pemilik rahim yang jadi salah satu alasanmu hadir. Selamat menaiki level baru~
Komentar
Posting Komentar