16 Menuju 21

 

Begitu banyak waktu yang kau habiskan sia-sia, binar dunia membuatmu silau dan lupa akan kuasa-Nya, berjalan sombong dimuka bumi yang padahal itu milik-Nya, begitu santai tertawa, memaki, menyudutkan, memojokkan dan menghakimi orang dengan seenaknya, buru-buru menganggap mereka salah, padahal kau tidak tau apa-apa. Hanya sebatas mendengar kabar yang tak tau kebenarannya.

            Kau lupa, suatu hari kau akan menyesal dengan setiap prasangka buruk itu, yang kau ghibahi bersama, dan perlahan akan menggerogoti pahalamu yang tak seberapa. Hingga akhirnya penyesalan yang tersisa, karena kelak kau akan dimintai pertanggung jawaban atas segala prasangka burukmu.

            Sebelum semua terlabat, mungkin alangkah jauh lebih baik jika bibir ini berhati-hati dalam berucap, kaki ini tak semena-mena dalam melangkah dan hati ini tak sepantasnya menentukan ukuran kebenaran.

           Berapa kali kau melupakan-Nya dibanding menginggat-Nya? Namun bahkan ketika kau hanya merangkak perlahan kearahnya, Dia seolah berlari menujumu. Lantas apa hal itu tidak cukup membuat kau malu? Samudera pengampunan-Nya selalu siap sedia menerimamu yang berlumur dosa.

Setiap mata yang tek sengaja membaca, mari membersihkan hati dan muhasabah diri, barangkali di sela-sela benak kita masih tersisa rasa, iri dengki, tinggi hati, benih dendam dan kesombongan diri atau kekhawatiran berlebihan pada apa-apa yang seharusnya jadi urusan-Nya.

Komentar

  1. MasyaAllah, ngena sekalii tulisannya. Heh, kok bisa nyusun kata" indah kayak iku. Makasih udah mengingatkan manusia pendosa ini.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah.. tulisannya bagus banget.. Terimakasih untuk tulisannya yg luar biasa ini 🙏👍

    BalasHapus

Posting Komentar