by:myhand n letter |
Tahun lalu memang meninggalkan banyak kepedihan, dengan adanya pandemi ini membuat aktivitas kita dibatasi, tak jarang kita memilih berdiam diri karena kesibukan bisa di kerjakan di bawah atap rumah sendiri. Di barengi media yang silih berganti memberi info terkini tentang penyebaran virus di berbagai negeri.
Hello
2021
Sengaja aku bercerita di akhir bulan pertamamu, saat yang lainnya sedang gempar menyambutmu dengan banyak harapan, sampai mereka mengabaiakan, bahwa hanya Allah lah satu satunya tempat untuk mengantungkan harapan.
Lain halnya dengan cara ku menceritakanmu, aku hanya berdo’a semoga Allah tak membuatku kembali mengenal sebuah kata bernama “rindu” di bulan-bulan mu, dan semoga ada suatu detik dalam satu jam pada hari di antara salah satu bulanmu yang membuatku bisa bertemu dengann orang itu.
Kau
tau? Menunggu adalah kebiasaanku, berdiri berjam-jam di setiap pintu bulanmu,
melihat kanan kiri di sekelilingku, tapi setiap akhir dari bulan yang berlalu
tak juga ku temui dia yang ku rindu. Jadi sudah cukup aku bersahabat dengan
rindu, ku titipkan rasa itu kepada mu, agar kau bisa mengenalinya lewat rindu
dan atas izin-Nya kau bawa dia menghadap ke arahku.
Jika
benar takdirnya sudah melewatimu, maka ku harap Allah menghendaki diriku
menyapa nya walaupun dalam lelap di malam dinginmu, tapi jika dia masih
berjalan beriringan dengamu, tolong minta dia berhenti dan berbalik arah untuk
menjemputku.
Mungkin
ini akan sulit bagiku berpisah dengan rindu, tapi ku percayakan itu kepadamu,
karena Allah tau apakah kamu adalah waktu tepat yang ku tunggu belasan tahun
lalu. Tapi jika kamu bukan waktu itu, aku tidak mau merasakan pedihnya
pengharapan, jadi sudah ku putuskan untuk menyerahkan semua di tangan Tuhan.
Sebelum
bulanmu berganti ke februari, ku ucapkan terimakasih meski tak ku temui rinduku
di sini, karena aku sangat memahami bahwasanya segala semoga akan bisa ku
dapati hanya ketika Allah menghendaki.
Salam
hangatku untukmu, tahun 2021.
Komentar
Posting Komentar