19 Juni 2020
Ya Allah, Jika ini mimpi, tolong bangunkan aku!, hari itu menjadi tamparan hebat bagiku, mengingatkan begitu besar kuasa-Nya maha menghidupkan dan maha mematikan. Seperti janji-Nya bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian.
.
Kamu bilang, kamu akan menjadi pembaca setiap tulisan di blog ku, tanpa mengomentari nya. Tapi sekarang kamu dimana? tidak ada lagi yang menjadi pembaca setia blog ku.
.
Sampai juz berapakah hafalan mu saat ini? Setelah khatam nanti, kamu bilang, kamu mau ngomong sesuatu padaku, entah itu serius atau hanya lelucon, yang pasti itu janji mu yang belum sempat kau penuhi. Kenapa kamu lebih dulu pergi?
.
Aku menyesal waktu itu kamu minta aku dan teman" yang lain, untuk mengirim murottal al-fatihah agar kamu bisa membetulkan nya, tapi aku malah menolaknya, dan acuh terhadap permintaan mu itu, maafkan aku: ( Bodohnya aku yang tidak bisa membaca tanda" kepergian mu. Ku kirim al-fatihah ini untuk mu, maaf jika bacaan nya jelek dan masih banyak yang salah, karena aku telat, kamu sudah tidak bisa membentulkanya.
.
Kamu pernah bilang, aku harus kumpulin puisi ku dulu untuk bisa dibantu menerbitkan buku antologi puisi seperti punya mu, aku sudah kumpulin puisiku, katanya kalau sudah banyak, aku harus hubungi kamu?, tapi wa mu sudah tidak aktif, profilmu pun sudah hilang. Kamu dimana?
.
Aku sempat membantu mu membuat blog, maaf aku tidak bisa membantu banyak karena waktu itu tidak ada kuota untuk lebih detail dalam memberi instruksi padamu, tapi kamu hebat, sudah bisa membuat nya sendiri. Lalu, kamu minta diajarin untuk mengganti tema di blog mu agar bagus seperti punya ku, aku mengurungkan nya karena kendala ku adalah kuota, saat ini aku sudah ada kuota, aku bantu ya? perbaiki lay out di blog mu. Kamu minta tema apa?
.
Terimakasih puisi "Ayah" yang sempat kau buatkan untuk ku, puisi nya bagus :). Dan puisi "Bukan Senjaku" salah satu karya ku yang ku kirim padamu dulu, meskipun kamu bukan orang yang ku maksud dalam puisi itu, bukan khusus untuk mu, dan kamu juga bukan orang pertama yang membacanya, tapi aku seneng kamu sudah memberi nilai positif untuk puisi jelekku itu.
.
Aku rindu pertanyaan menegangkan yang sering kau berikan. Salah satu pertanyaannya yaitu, milih antara masa lalu atau masa depan, aku pilih masa lalu, sedangkan kamu pilih masa depan, tapi kenapa kamu menghilang dimasa depan? katamu kalau pilih masa depan kita bisa berjaga-jaga jika hal buruk terjadi, tapi apa? kamu justru berhenti melanjutkan kisah hidupmu, meninggalkan karya" terbaik di puisi mu, dan membiarkan semua berlalu tanpa hadirmu.
.
Di chat terakhir kita, beberapa menit sebelum kamu tiada, kamu sempat meminta pendapat ku, tentang keputusan mu setelah khatam nanti, antara kuliah atau kerja, aku sudah menjawabnya, tapi kamu kenapa tidak seperti biasanya?, yang fast respon chat ku, sampai saat aku tau, bahwa kau..... tidak bisa lagi membalasnya.
.
Kaget, tidak percaya, marah, menyesal dan tidak terima. Ini bagian film yang paling menyakitkan yaitu harus kehilangan, dan hari itu nyata ku rasakan. 09.40 chat terkhir yang belum sempat kamu read. Dan beberapa menit setelah nya Allah memintamu untuk lebih dulu mengadap.
.
Ternyata ini kesempatan terakhir komunikasi mu dengan kita. Padahal ada banyak urusan yang belum kau selesaikan. Ada banyak janji yang belum kamu tepati. Dan ada banyak janjiku padamu yang belum ku tepati pula.
.
Sekarang, tidak ada lagi notif darimu, yang mengingatkan ku sholat tahajjud seperti dulu, tidak ada lagi yang tanpa canggung melontarkan kalimat" lucu yang selalu berhasil menciptakan garis senyum di wajahku. Tidak ada lagi lantunan murottal surah yang merdu di whatsapp ku.
.
Teman, kawan ataupun sahabat, kukenang dirimu selalu, tanang disana! jangan khawatir! kamu orang baik, kamu penghafal firman-Nya, aku yakin Al-Qur'an akan setia menjagamu disana, memberikan kesaksian dihadapan-Nya, karena kamu termasuk manusia pilihan yang diizinkan-Nya menjadi tahfiz Qur'an. Insya Allah akan kukirim terus Al-Fatihah untuk mu, seperti janjiku yang belum sempat ku tepati, hanya ini sekarang yang bisa ku beri, semoga kau disana, bisa membaca tulisan ini.
.
Aku minta maaf lagi, belum sempat membaca blog mu karena kesibukan ku, aku ini belum pantas disebut penulis seperti mu, karena tidak bisa menyempatkan belajar dari tulisan orang lain.
.
Sampai bertemu di Surga-Nya kawan, terimakasih sudah menyumbangkan kalimat manis di cerita hidup ini, kenang aku sebagai teman sejati dalam belajar memahami tulisan takdir yang kau jalani.
.
Salam rindu dari kita untuk mu kawan.
Tulisan ini mengandung bawang sekilo😧😨
BalasHapusHeem, bener" bikin mata nangis:(
HapusSiapapun yang dimaksud semoga Allah selalu bersamamu, Semua ini adalah rencana baik Allah, dan kita harus menerima kepergiannya dengan ketabahan dan hati lapang
BalasHapusAamiin, meskipun berat, InsyaAllah sudah menerima kenyataan pahit ini -_-
HapusInnalilahi wa innailaihi raji'un, sabar ya!😔
BalasHapusTerima kasih ya
HapusMerinding, terharu, sedih campur aduk, bacanya, siapapun orang itu semoga Amal ibadahnya diterima disi Allah SWT.
BalasHapusAamiin, terimakasih sudah menyempatkan membaca.
Hapus