Sebagaimana kata yang kita rangkai untuk menciptakan kalimat indah pada setiap barisnya. Membubuhkan jeda, titik dan koma pada setiap tanda baca, agar tersusun rapi dan sempurna. Begitu juga dengan do'a, penuh kehati-hatian dalam menyusunnya, menyelaksa setiap bait dalam mengucapnya, berharap pinta itu segera nyata.
Bagaimana dengan do'amu? Adakah tentang ku dalam alenenia do'a mu? Meski tak banyak, aku ingin itu, hanya satu kalimat atau bahkan hanya beberapa kata, semoga kau tak pernah meninggalkannya, kalau pun tidak ada, tak apa, aku tidak mempermasalahkannya. Karena aku tau, mungkin terlalu banyak daftar do'a yang kamu punya, sampai membuatmu bingung harus memulainya darimana, do'a untuk orang tua dan keluarga, atau mungkin ada bebarapa orang yang menitipkan do'anya.
Di barisan istimewa itu, aku benar-benar tidak tau, dan tidak berhak untuk tau, siapakah orang itu? Orang yang selalu kau pinta dengan kata istimewa, ada atau tidaknya, aku juga tidak dapat menerka, biarlah itu tetap menjadi rahasia, meski kemungkinan nya tak dapat di terka, entah itu selalu kau baca atau sesekali kau lupa, semoga tidak ada segera yang tertunda.
Tugas ku memastikan hari itu tiba, karena tidak ada do'a yang sia-sia. Jika bukan aku orang nya, aku juga harus siap bahagia, kau bersatu dengannya, dengan orang yang namanya setia kau sapa, lirih dalam lantunan do'a.
Jika hari itu tiba, aku akan kehilangan kata dalam salah satu kalimat do'a, membuat paragraf ku tidak sama seperti semula, karena aku sudah tidak boleh lagi menyelipkan namamu di penghujung malam selanjutnya. Kau tau? bayangan akan hal itu sulit untuk dipercaya. Bagaimana nanti, caraku menghentikan air mata? Kecewa pasti ada, pada hati yang terlanjur menaruh rasa.
Ku hargai semua keputusanmu, meski aku yang terluka, karena memang ini kenyataan nya, tidak ada rasa yang salah, juga tidak ada raga yang kehilangan arah, aku memilih mu dengan segala konsekuensi, termasuk harus ikhlas ketika bukan aku yang kamu pilih.
Aku memilih mu bukan dengan harapan untuk kamu bisa segera tau, atau untuk kamu secepatnya tau. Hitam putih dan abu-abu yang pernah ku lewati dengan menunggu, sosok yang selalu ku rindu, yang ternyata rindunya tidak diperuntukkan padaku.
To the man who will always holds a special place in my heart ❤
Pahit manis penantian ini tidak akan membuat langkah ku terhenti, namun ada hal yang justru lebih berharga dari itu, yaitu mengikhlaskan mu.
Dimaafkan ya! kalo fotonya jelek, masih belum ada partner yang mau ngeditin foto biar bagus hehe
📷: Me, rfn_ed
MasyaAllah thor....
BalasHapusSusunan kata yang indah menyatu menjadi kalimat yang penuh makna, menyetuh hati ketika sepasang mata membaca.
MasyaAllah juga buat yang komen, sudah mau membaca tulisan jelek ini
HapusMomennya pas bgt hati lagi gundah kek gini, love thorr, semangat terusss
BalasHapusLove you to pembaca setia, curhat an ini emg sengaja buat kamu wkwk
Hapus