.
Hai teman, apa kabar? Masih ingatkah kalian indahnya masa itu? Kita mengawali hari tanpa beban, mentari yang begitu berseri ikut menyapa hari-hari berarti yang kita miliki, kita bak sutradara yang mengatur skenario kehidupan nyata, tak mengenal luka karena cinta, tak menegenal kecewa karena rasa, yang kita tau bagaiamana kita menyusun cerita menjadi kisah yang seolah nyata.
.
Kita juga bak aktris ternama yang mahir dalam memainkan peran, kau tingat? Siapa diantara kita yang sering berperan sebagai nenek tua? Siapa juga yang memilih menjadi seorang Ibu ber anak satu? Atau siapa yang lebih memilih menjadi dirinya sendiri? Sungguh kita mampu bersandiwara begitu sempurna, entah kenapa hal itu menjadi permainan yang paling berkesan sampai sekarang.
.
Selalu ada cara yang terbesit dibenak kita untuk menciptakan tawa. Teman…..Apa kau lupa? Disini, ditempat ini kita banyak menghabiskan waktu bersama. Aku rindu bercengkrama berlima, menghayal masa depan yang terlintas di angan, sungguh tidak masuk akal, karena waktu itu kita sama sekali tak mengenal dunia luar yang mengerikan, tapi angan kita sudah begitu jauh, entah itu tentang cita-cita, impian, masa depan dan begitu banyak harapan yang ingin kita wujudkan dewasa nanti
.
Ber lima, tak tersa waktu semakin menuntut kita untuk benar-benar dewasa, memahami setiap keadaan dan peka terhadap sekitar. Do’a terbaik untuk kalian, semoga apa yang kalian cita-citakan akan bisa kalian wujudkan. Selamat mencari jati diri, berjelajah sesuka hati, sampai kalian temukan arti dari kehidupan yang kalian cari.
.
Desty Nuris Safitri, jadi perawat yang baik hati ya! Yang katanya dulu pengen jadi dokter, tapi tidak apa perawat masih dalam lingkup dunia medis yang sama kan?, jaga pasien mu baik-baik, jadi perawat penuh tanggung jawab dan jangan lupa sholat hehe.
.
Indri Dwi Septiari, hai wi duw, itulah pangilan akrabku padanya, cie yang sudah menemukan tambatan hatinya, ditunggu undangannya ya! Semoga dia adalah orang tempat yang selama ini kamu cari, semoga dia mampu mebuatmu terus istiqomah dijalan-Nya. Untuk kau laki-laki yang saat ini bersama wi duw, titip sahabatku ya, jangan pernah sakiti hatinya, karena tak semua kecewa berlalu tanpa luka.
.
Siti Lia Tur Rohmah, ukhtyku selamat berproses di pondok pilihanmu, jadikan tempat itu ladang ilmu, sungguh aku begitu terharu, saat kamu memutuskan untuk menuntut ilmu tanpa gelar dunia, justru akhiran menjadi tujuanmu, semoga ini adalah cara Allah mencintaimu, Dia tidak inggin masa mudamu dihabiskan oleh kefanaan dunia yang begitu semu. Jangan lupakan aku, bantu aku! Karena aku masih sangat haus ilmu.
.
Putri Indira Oktavia, hai shob, selamat berpetualang mencari jati diri, saat ini yang kamu perlukan adalah niat dan tekat, fokuskanlah yang menjadi prioritas mu. Kini kitu bukan anak kecil lagi yang bisa sembunyi dan lari dari kerasnya kehidupan. Ku do’a kan yang terbaik untukmu, jika kelak kau memilih melanjutkan pendidikan, apapun pilihan jurusan yang ambil, semoga itu adalah rencana indah dari Allah untuk mu.
.
Dan diriku, semoga bisa lulus tepat waktu, bukan, bukan karena aku berburu gelar, tapi aku tak ingin membuat keadaan semakin lama menungguku, ada tanggungjawab besar yang harus segera diselesaikan. Sarjana ilmu komunikasi, itu tak seberapa dibandingkan dengan arti perjuangan yang selama ini terjadi, tentang keputusan besar yang ku ambil satu tahun yang lalu, semoga selalu ada ridho-Nya yang menyerta. Menjadi orang yang selalu menebarkan banyak kebaikan untuk sesama.
.
Inilah cerita kita, semoga tidak pernah usai dimakan usia, sampai saat dimana kita sudah merasakan cerita yang benar-benar nyata, tidak hanya sandiwara semata seperti yang dulu pernah kita mainkan bersama.
.
Salam hangatku untuk kalian selalu :)
📷 : Lia
Komentar
Posting Komentar